Tugas Blog Etika Bisnis Ke 3 (Review Iklan)
Nama : Meutia Nabila Hawa
Kelas : 3EA23
IKLAN GRAB #PILIHAMAN
Grab
atau yang sebelumnya dikenal sebagai GrabTaxi adalah sebuah perusahaan yang berasal Singapura yang melayani aplikasi
penyedia transportasi dan tersedia di enam negara di Asia Tenggara, yakni Malaysia,
Singapura, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Filipina. Grab memiliki visi untuk
merevolusi industri pertaksian di Asia Tenggara, sehingga dapat memberikan
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna kendaraan seantero Asia Tenggara. Grab
bermula dari aplikasi pemesanan taksi pada 2012, yang kemudian mengembangkan
platform produknya termasuk layanan pemesanan mobil sewaan dan ojek. Layanan
Grab ditujukan untuk memberikan alternatif berkendara bagi para pengemudi dan
penumpang yang menekankan pada kecepatan, keselamatan dan kepastian.
Pada
kesempatan kali ini saya ingin mereview iklan dari perusahaan penyedia pelayanan
transportasi yang sempat booming di
media social. Grab mendistribusikan
iklan #PilihAman lewat video yang diunggah ke channel YouTube Grab Indonesia.
Iklan tersebut berdurasi 45 detik menuai kecaman dan kritik dari netizen karena
penampakan wanita yang berdarah-darah dengan luka di sekujur tubuhnya dan
seolah-olah penumpang akan lebih aman ketika memilih Grab ketimbang ojek
pangkalan.
Konsep iklan Grab #PilihAman
menampilkan seorang remaja perempuan bernama Dinda yang sedang berjalan.
Tiba-tiba, sekujur tubuh Dinda dibalut luka bekas kecelakaan. Untuk menjelaskan
konteksnya, ada voice-over lelaki yang menjadi ayah Dinda. Voice-over itu
mengindikasikan Dinda berisiko mengalami kecelakaan jika memilih transportasi
yang tak aman.
Hal
itu diperkuat frame dua lelaki yang dikesankan sebagai pengendara ojek
tradisional di pangkalan ojek. Keduanya memanggil Dinda, namun sang remaja
putri itu memilih membuka aplikasi Grab lewat smartphone untuk memesan ojek
yang diklaim aman.
"Pengemudi
GrabBike 100 persen lulus pelatihan keselamatan berkendara," begitu copy
iklan yang dicantumkan. Kemudian, kalimat penutupnya berbunyi "karena Anda
tak tergantikan".
Jika
dilihat dari kode etik pariwara periklanan yang berlaku di Indonesia, saya
beranggapan bahwa iklan Grab #PilihAman melanggar dua potensi kode etik yang
ditampilkan dalam iklan tersebut. Dua potensi pelanggaran
itu berupa menimbulkan rasa takut dari hasil kekerasan dan merendahkan produk
pihak lain. Ada dua poin aturan di kode etik yang menyangkut visual iklan grab
yang menimbulkan rasa ngeri yaitu poin 1.8 dan 1.9. Dua poin tersebut secara
berurutan berbunyi:
"Iklan
tidak boleh menimbulkan atau mempermainkan rasa takut, ataupun memanfaatkan
kepercayaan orang terhadap takhayul."
"Iklan
tidak boleh menampilkan adegan kekerasan yang merangsang, atau mendorong,
ataupun memberi kesan membenarkan tindakan kekerasan."
Iklan
Grab #PilihAman juga menimbulkan kesan merendahkan pihak lain
dengan secara implisit. Munculnya ojek pangkalan di iklan Grab yang mengesankan
penyebab luka di sekujur tubuh pada tokoh utama iklan dapat dianggap bentuk
pelanggaran poin 1.20 yang berbunyi:
“Iklan
tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun tidak langsung.”
Namun
jika dilihat dari sudut pandang lain dari iklan ini, menurut saya pihak Grab
hanya berusaha mengilustrasikan konsekuensi yang mungkin
terjadi ketika kita mengkompromikan standar keselamatan dan untuk mengingatkan
semua pengguna jalan mengenai pentingnya berkendara aman, namun dengan audio
visual dan konsep yang menyimpang. Sebab, kampanye #PilihAman
ini bertujuan untuk menekankan dan menetapkan best practice standar keselamatan
untuk layanan kendaraan roda dua, dan mendorong industri layanan roda dua untuk
menerapkan standar keselamatan yang paling mendasar, seperti mewajibkan 100%
pengemudi layanan kendaraan roda dua untuk memiliki SIM yang berlaku dan
mengikuti pelatihan berkendara aman sebelum mereka dapat membawa penumpang.
Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=4Wqrg463YvU
https://tekno.kompas.com/read/2016/09/20/17135937/belum.ditarik.iklan.zombi.grab.yang.lecehkan.ojek.pangkalan
Komentar
Posting Komentar