BAB VI MANUSIA DAN PENDERITAAN

NAMA : MEUTIA NABILA HAWA
KELAS :1EA25
NPM : 14215150
TUGAS SOFTSKILL MINGGU KEENAM

BAB VI

    
          MANUSIA DAN PENDERITAAN

1. Makna Penderitaan

Penderitaan dari kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menganggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Yang termasuk pendderitaan itu adalah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan dan lain lain.

Dalam kehidupan, penderitaan manusia telah menjadi salah satu gagasan atau tema karya filsafat atau karya seni sepanjang jaman. Hampir semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari imajinasi penderitaan. Epos Ramayana dan Mahabarata merupakan cerita yang penuh penderitaan. Dalam dunia modern seperti ini, hasil teknologi modern merata di segala penjuru, tetapi penderitaan yang dialami manusia sekarang juga tidak kalah hebatnya dibandingkan penderitaan yang dialami oleh nenek moyang kita atau manusia sebelum merdeka.

Dapat disimpulkan bahwa :
Pederitaan tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena setiap orang akan/pernah mengalami penditaan. Nasib malang atau penderitaan dating tak dapat ditolak, harus diterima apa adanya, kita pasrah kepada Tuhan.
Kasus penderitaan bermacam-macam sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia, dan kasus penderitaan seseorang berbeda dengan orang lain.
Sejak jaman dahulu kasus penderitaan dituangkan dalam bentuk seni, misalnya seni sastra, wayang, drama, music dan sebagainya. Penderitaan orang dahulu tidak kalah hebat dibandingkan pada jaman teknologi modern.
Dengan mempelajari kasus penderitaan manusia berarti telah mempelajari sikap, nilai, harga diri, ketamakan, kesombongan orang dan sebagainya. Semuanya itu bermanfaat untuk memperdalam dan memperluas persepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang mempelajarinya.

2. Makna Siksaan

Siksaan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Setiap manuisa pernah atau akan menjalani siksaan. Siksaan tak dapat dipisahkan dengan dosa. Siksaan yang behubungan dengan dosa adalah siksaan Hari Kiamat, siksaan di neraka merupakan tugas para ahli agama untuk membicarakan. Sedang yang dibahas dalam modul ini hanya siksaan manusia yang dialami di dunia fana ini.

Siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.

Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreatifitas baik bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung atau tak langsung. Hal itu terbukti dengan banyaknya tulisan baik berupa berita, cerpen, ataupun novel yang mengisahkan siksaan orang. Bahkan siksaan itu banyak yang difilmkan.
Dengan membaca hasil seni yang berupa siksaan kita akan dapat mengambil hikmahnya. Karena kita dapat menilai arti manusia, harga dikuasai nafsu setan, kesadisan, tidak mengenal perikemanusiaan dan sebagainya.

3. Makna Rasa Sakit

Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderitanya. Rasa sakit akibat menderita penyakit, atau sakit. Rasa sakit atau penyakit tak dapat dipisahkan darikehidupan sehari-hari. Menderita sakit tak dapat direncanakan.

Rasa sakit atau sakit dalam pengalaman hidup sehari-hari ada tiga macam : sakit hati, sakit syaraf dan sakit fisik. Rasa sakit banyak hikmahnya, antara lain dapat mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dpat menimbulkan rasa kasihan terhadap penderita, dapat membuka rasa prihatin manusia, arasa social, dermawan dan sebagainya.

Dapat disimpulkan bahwa :
Segala macam rasa sakit atau penyakit yang diderita manusia tak dapat dipisahkan dari kehidupan, karena setiap orang mengalami rasa skit artau penyakit.
Rasa sakit atau penyakit menimbulkan daya kreatifitas masuia. Banyak hasil seni budaya sperti cerpen, novel, film ataupun seni foto yang mengungkapkan berbagai rasa sakit.
Tiap rasa sakit atau penyakit ada obatnya. Hanya tergantung kepada penderita atau keluarga penderita, apa ada usaha atau tidak. Bagi yang berusaha sungguh-sungguh dengan disertai mendekatkan diri kepada Tuhan dan pasrah kepadaNya maka Tuhan akan mengabulkan doa dan usahanya.

4. Neraka

Manusia masuk neraka karena dosa. Oleh karena itu, bila kita bicara tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa berarti juga berbicara tentang kesalahan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kesalahan. Kesalahan itu sengaja atau tidak, tetap salah dan mendapat hukuman.

Neraka berhubungan erat dengan dosa dan identic dengan salah atau kesalahan. Orang salah mendapat hukuman. Hukumna identic dengan siksaan. Siksaan adalah rasa sakit dan rasa sakit adalah penderitaan. Pengertian neraka sering dihubungkan dengan kematian. Neraka sesudah mati dibahas oleh para agama. Penderitaan dalam hidup yang sering pula dikatakan “neraka dunia” dibicaraka dalam modul ini.

5. Sumber Penderitaan

1. Hakikat Manusia.
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling hubungan dan pengartuh mepengaruhi antara unsur-unsur jasmani dan rohani dank arena itu penderitaan dapat pula terjadi pada tingkat jasmani maupun rohani.

Jasmani disebut juga sebagai tubuh, badan, badan wadaq, jasad, materi, wadah, atau unsur konkrit dari pada pribadi. Jasmani merupakan unsur yang hidup pada pribadi manusia. Di dalam jasmani manusia ada dua unsur-unsur yang selalu berhubungan, yaitu otak dan panca indera.

Rohani sering disebut dengan istilah lain seperti misalnya jiwa, badan halus, dan mind merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Dalam kehidupan sehari-hari rohani menjiwai, mendasari, dan memimpin unsur-unsur pribadi manusia. Rohani memiliki alat dan kemampuan. Alat dan kemampuan itu adalah :
(1) Nafsu, (2) perasaan, (3) pikiran, (4) kemauan.

Nafsu adalah semua dorongan yang dittimbulkan oleh segala macam kebutuhan, termasuk pula instink, sehingga menimbulkan keinginan.

Perasaan merupak gejala psikis. Perasaan menyangkut susasana batiniah manusia. Kalau seseorang merasa cinta, benci dan sebagainya persaan cinta dan benci ini tinggal di dalam batin manusia.

Pikiran disebut juga akal, budi. Dimilikinya pikiran ini memungkinkan manusia mempertimbangkannya, membedakan, dan mengambil keputusan berdasarkan alasan-alasan tersendiri.

Kemauan disebut juga kehendak. Dimilikinya kemauan atau kehendak dalam diri manusia memungkinkan manusia memilih.

2. Dorongan Memenuhi Kebutuhan sebagi Sumber Penderitaan
Untuk mempertahankan keberadaan serta kehidupannya, manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhannyabaik kehidupan fisik, psikis, maupun kebutuhan social. Di dalam usaha memenuhi kebutuhan ini nafsu memegang peranan penting. Nafsu atau dorongan ini cenderung untuk menuntut dipenuhinya kepuasan akan keinginan. Dalam usaha memenuhi dorongan atau nafsu ini manusia menggunakan daya kehendak dan akal budi serta perasaan yang dimilikinya untuk memilih dan mempertimbangkan jalan untuk mencapai obyek yang dituju.

6. Upaya Menghindarkan Diri dari Penderitaan

Perilaku manusia sebagian besar merupakan pancaran perilaku yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu perilaku manusia tidak pernah beku, dapat selalu berubah, dan dapat berbeda beda dari satu individu ke individu lain, dan dari satu saat ke saat yang lain. Dalam proses pembentukan kepribadiannya ini faktor enkulturasi dan sosialisasi memegang peranan yang penting

Kepribadian psikologis yang sehat dalam arti selalu berada dalam kondisi harmonis, stabil, dan sabar yang telah dibentuk sejak awal perkembangannya itu seharusnya tetap dibina sampai akhir hayatnya. Untuk dapat membina kondisi semacam itu diperlukan suatu pegangan atau suatu pedoman hidup. 

Sumber :
Joko Tri Prasetya, Drs dkk., Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2013 
Nugroho Widyo., Muchji Achmad, Ilmu Budaya Dasar, Gunadarma, Jakarta, 1994

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Laporan Keuangan

Berbagai Pertanyaan Mengenai Koperasi

Perseroan Terbatas : Organisasi Dan Transaksi Modal Saham