BAB IX MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB
NAMA : MEUTIA NABILA HAWA
KELAS : IEA25
NPM : 14215150
TUGAS SOFTSKILL MINGGU KESEMBILAN
BAB IX
MANUSIA
DAN TANGGUNG JAWAB
1. Manusia dan Tanggung Jawab
Pengertian yang kita
peroleh sehari-hari untuk kata “pertanggungjawaban” dari kata “tanggung jawab”
yaitu beban psikis yang melandasi pelaksanaan kewajiban dari tugas tertentu.
Kesanggupan seseorang
terhadap suatu tugas wajib atau kemudian disebut kewajiban, akan berakibat
suatu celaan atau menerima akibat tertentu jika tidak dilaksanakan. Apabila
meninggalkan tugas wajib dapat diartikan melupakan kewajiban atau tak
bertanggung jawab. Jadi dengan adanya kewajiban itu ia memiliki tanggung jawab
karena ia melakukan tugas wajib, sehingga pernyataan bahwa: ia tidak mempunyai
kewajiban berbeda dengan ia tidak punya tanggung jawab. Sebab ada orang yang
punya tugas wajib tetapi dapat pula dilakukan tanpa tanggung jawab.
Dalam agama Islam ada
tugas yang bersifat :
-
Wajib, artinya suatu tugas yang “harus”
dilaksanakan, atau tugas yang tidak boleh ditinggalkan kalau tidak dikerjakan
menerima sanksi berupa “dosa” bahkan dapat dianggap meninggalkan perintah
“Allah”
-
Sunnah, artinya tugas atau perintah
Allah yang bila dikerjakan mendapat pahala sedang jika tidak dikerjakan tidak
berdosa
Biasanya dapat kita
ketahui lahirnya kewajiban-kewajiban ini adalah karena adanya hubungan hidup
manusia antara :
·
Manusia dengan manusia lain, dan
·
Manusia dengan Tuhannya
Disamping kewajiban
social kemasyarakatan, keluarga dan ke Tuhannya ada pula kewajiban yang
datangnya dari dalam diri sendiri. Ini biasanya dikaitkan dengan nilai-nilai
yang diterima dan diintegrasikan dalam dirinya, kemudian dijadikan
harapan-harapan untuk dicapainya.
Ada kalanya sebagian
kewajiban dari tanggung jawab seseorang itu dilimpahkan kepada orang lain.
Seorang guru misalnya, dia menerima sebagian tanggung jawab orang tua dalam hal
mendidik anaknya.
Dalam hubungannya
dengan tanggung jawab, Prof. Drijarkara mengatakan bahwa manusia itu mempunyai
hokum kodrat. Agar ia menjadi manusia yang baik, ia harus memiliki sikap dasar
seperti selalu siap sedia untuk berbuat kebaikan. Sikap dasar tersebut
mempunyai banyak aspek. Salah satu aspek itu ialah tanggung jawab. Bila
dihubungkan dengan kewajiban, menurut beliau rasa tanggung jawab itu dapat
berupa siap sedia untuk melakukan kewajiban.
Dipandang dari segi
kemerdekaan individu, maka tanggung jawab berarti sikap atau pendirian yang
menyebabkan seseorang menetapkan, bahwa ia hanya akan menggunakan
kemerdekaannya untuk melaksanakan perbuatan yang susila. Sikap itu ditetapkan,
karena manusia sadar dan mengerti akan tuntutan kodratnya. Itulah aspek
intelektif dari tanggung jawab.
Banyak karya-karya,
cerpen dan novel mengetengahkan tema-tema yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas wajib dan tanggung jawab. Begitu banyak film-film, baik Indonesia maupun
dari Amerika, Inggris, Perancis juga Jepang dan sebagainya.
2. Makna Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang disengaja maupun yang
tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajibannya.
Macam
tanggung jawab
a.
Tanggung jawab Kepada Keluarga
Masyarakat kecil adalah
keluarga. Keluarga adalah suami, istri, ayah, ibu, dan anak-anak. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan.
b.
Tanggung jawab Kepada Masyarakat
Suatu kenyataan pula
bahwa manusia adalah makhluk social. Manusia merupakan anggota masyarakat.
Karena itu, dalam berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia
terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
c.
Tanggung jawab Kepada Bangsa dan Negara
Suatu kenyataan lagi,
bahwa tiap manusia adalah warga Negara suatu Negara. Dala berpikir, berbuat,
bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semua sendiri. Bila
perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara.
d.
Tanggung jawab Kepada Tuhan
Manusia ada tidak
dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan
Tuhan, manusia dapat mengembangkan diri sendiri dengan sarana-saran pada
dirinya yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnnya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia bersembahyang sesuai dengan
perintah Tuhan. Apabila tidak bersembahyang maka manusia itu harus
mempertanggungjawabkan kelalaiannya itu di akhirat kelak.
3. Makna Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan
baik berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan
antara lain kepada raja, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dan
semua dilakukan dengan ikhlas. Timbulnya pengabdian itu hakikatnya ada rasa
tanggung jawab. Apabila kita dari pagi sampai sore hari di beberapa tempat
untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga kita, itu berarti mengabdi kepada
keluarga karena kasih sayang kita kepada keluarga.
a.
Pengabdian Kepada Keluarga
Pengabdian kepada
keluarga ini dapat berupa pengabdian kepada istri dan anak-anak, istri kepada
suami dan anak-anaknya atau anak-anak kepada orang tua.
b.
Pengabdian Kepada Masyarakat
Demi masyarakat,
anggota masyarakat harus mau mengbdi diri kepada masyarakat. Ia harus mempunyai
rasa tanggung awab kepada masyarakat. Oleh karena nama baik tempat ia tinggal,
membawa nama baiknya pula.
c.
Pengabdian Kepada Negara
Manusia pada hakikatnya
adalah bagian dari suatu bangsa artau warga Negara suatu Negara. Karena itu
seseorang wajib menvintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasnya
diwujudkan dalam bentuk pengabdian.
d.
Pengabdian Kepada Tuhan
Pengabdian berarti
penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan itu merupakan perwujudan tanggung
jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
4. Makna Kesadaran
Kesadaran adalah
keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa, tahu atau ingat (kepada
keadaan yang sebenarnya), keadaan ingat akan dirinya, ingat kembali, siuman,
bangun, tahu dan mengerti, misalnya rakyat telah sadar akan politik.
Jadi kesadaran adalah
hati yang telah terbuka atau pikran yang telah terbuka tentang apa yang telah
dikerjakan. Dalam berbuat, kadang-kadang oarng hanya melanggar satu norma,
kadang-kadang sekaligus melanggar dua tuga norma, bahkan ada yang langsung
melanggar tiga norma.
Kesadaran moral amat penting untuk
diperhatikan orang karena pelanggaran moral dapat berakibat merusak nama. Oleh
ini tidak berate bahwa kesadaran yang lain tidak penting. Semua kesadaran
penting, karena ketidaksadaran adalah salah satu hal yang dapat menggoncangkan
atau sekurang-kurangnya membuat kepincangan dalam hidup.
Justru pada umumnya
orang sadar akan perbuatannya tetapi tidak disadari, apakah perbuatan itu
melanggar norma sopan santun norma hokum atau norma moral. Kalau orang itu
ingin berbuat, berbuat sajalah ia. Orang yang berbuat tanpa kesedaran ini amat
sedikit jumlahnya. Hal itu buisa terjadi karena kekeliruan, tetapi mungkin juga
karena berbuat dalam keadaan tidak sadar atau anak kecil. Karena itu orang
tersebut dapat bebas dari hukuman.
5. Makna Pengorbanan
Pengorbana ialah
pemberia secara ikhlas yang berupa pikiran, pendapat, harta, waktu, tenaga
bahkan mungkin nhyawa demi cinta, kesetiaan, ikatan sesuatu, kebenaran, dan
mungkin juga kesetiakawanan.
Manusia hidup sebagai
pribadi, sebagi bangsa dan warga Negara suatu Negara, dan jugta sebagai makhluk
ciptaan Tuhan: karena itu dalam kehidupan ada bermacam-macam jenis pengorbanan.
Pengorbanan demi
keluarga, pengorbanan demi hidup di masyarakat, pengorbanan demi cinta kepada
bangsa Negara, pengorbanan demi kebenaran
dan pengorbanan demi cinta agama dan cinta kepada Tuhan, semua itu tidak
lepas dari kehidupan manusia.
sumber :
Joko Tri Prasetya, Drs dkk., Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta, Jakarta, 2013
Komentar
Posting Komentar